TEKNIK DASAR FOTOGRAFI

TEKNIK DASAR FOTOGRAFI

Anda dapat mengabadikan gerak dengan menggunakan lampu kilat atau rana dengan kecepatan tinggi. Namun, efek bergerak bukan hanya muncul karena sebuah gambar tampil dengan tajam. Ada kalanya, gambar yang ingin Anda tampilkan harus tampil blur untuk memberikan kesan gerak. Teknik-teknik fotografi dasar ada beberapa macam, teknik-teknik tersebut akan menghasilkan gambar yang berbeda dan memiliki keunikan sendiri-sendiri. Teknik ini dibagi menjadi 2 bagian, berdasarkan kecepatan rana, yaitu High Speed (kecepatan tinggi) dan Slow Speed (kecepatan rendah).

  1. High Speed (Kecepatan Tinggi) 
Pada teknik fotografi dengan rana di set dengan kecepatan tinggi, akan menghasilkan objek foto yang tajam, fokus (tidak berbayang / ghost effect) dikarenakan efek goyangan pada saat jari tangan menekan rana akan terkoreksi dengan kecepatan rana menangkap objek dengan kecepatan sangat tinggi. Pada umumnya rana (shutter speed) di set pada speed 1/125s - 1/8000s – dibaca – satu per 125 detik/ satu per 8000 detik. Ada dua macam teknik dasar foto yang bisa dikelompokkan kedalamHigh speed fotografi :
1. Freezing,
2. Siluet.

Freezing
Teknik fotografi freezing dalam penggunaannya dimaksudkan untuk membekukan benda bergerak, misalnya memotret orang yang sedang melompat di udara, atau memotret pesawat yang sedang terbang atau banyak sekali contoh teknik freezing yang bisa diterapkan, intinya menangkap gerakan (action) dari objek utama foto kita.
Kecepatan yang dipakai minimal adalah 1/125s dengan diafragma menyesuaikan keadaan cahaya di sekitar tempat memotret.


Penggunaan rana dengan kecepatan rendah pada subjek yang bergerak akan menimbulkan blur yang memberi kesan gerak. Selain itu, penggunaan kecepatan tinggi juga dapat memberikan kesan gerak dengan membekukan gerakan yang sedang berlangsung, pemotretan ini lazim disebut freezing.
Hasilnya adalah foto yang memperlihatkan subjek foto tepat di tengah gerakan yang sedang dilakukan. Karena menggunakan kecepatan rana tinggi, gambar subjek menjadi jelas/tidak blur. Pemotretan freezing yang baik membutuhkan perencanaan. Jika mengetahui atau dapat memperkirakan arah yang akan dilalui subjek, Anda dapat menentukan sudut kamera, pencahayaan, latar belakang, jarak fokus, dan eksposure. Dengan demikian, Anda dapat lebih berkonsentrasi memperhatikan subjek tersebut. Yang tidak kalah pentingnya adalah mengantisipasi puncak gerakan yang akan di freeze. Ketika Anda bekerja dengan rana berkecepatan tinggi, hampir selalu harus diimbangi dengan film berkecepatan tinggi untuk mendapatkan hasil terbaik. Film berkecepatan tinggi memungkinkan anda mendapat diafragma besar. Hasilnya adalah depth of field yang lebih lebar.

 

Siluet


Siluet adalah efek yang dihasilkan dalam fotografi karena adanya perbedaan signifikan antara pantulan cahaya objek utama di bagian depan gambar dengan latar belakangnya. Untuk menghasilkan siluet, cahaya dari bagian belakang objek harus sangat terang kemudian ditangkap dengan mengukur luminitas cahaya latar belakang. Siluet juga bisa dihasilkan dengan menghalangi pantulan cahaya objek utama secara selektif.

Slow Speed (Kecepatan Rendah) 
Pada teknik fotografi slow speed, akan menghasilkan objek foto yang berlawanan 180° dengan high speed fotografi dikarenakan efek goyangan yang timbul akibat jari tangan menekan rana akan sangat berpengaruh dengan hasil akhir foto. Kecepatan rana menangkap objek dengan kecepatan lambat akan mengakibatkan foto tidak fokus, bergetar (ghost effect). Pada umumnya rana (shutter speed) di set pada speed - 1/30s sd Bulb. – dibaca – satu per 30 detik. Ada beberapa macam teknik di dalam penggunaan kecepatan rendah antara lain: Blurring, Panning, Zooming, Bulb.

Blurring

 
Secara teknis, kecepatan dari teknik ini adalah dibawah 1/60s dan diafragma di angka besar (bukaan kecil). Gambar yang dihasilkan nantinya adalah semua benda yang bergerak akan terlihat blur, sedangkan benda yang diam tak bergerak akan tetap jelas seperti apa adanya.
Salah satu cara paling efektif memberi kesan bergerak pada sebuah foto adalah dengan membiarkan subjek menjadi blur. Untuk memotret subjek yang bergerak menjadi blur diperlukan kecepatan rana rendah. Kecepatan rana yang diperlukan tergantung pada beberapa faktor. Kecepatan subjek yang bergerak menjadi pertimbangan utama. Sebuah mobil yang melaju kencang mungkin akan menjadi blur pada eksposure dengan kecepatan rana 1/500 detik. Sementara itu, pejalan kaki akan menjadi blur pada kecepatan rana 1/30 detik saja.

Panning
Adalah teknik dasar fotografi, dimana fotografer memfokuskan kamera mengikuti objek yang bergerak untuk dapat menghasilkan hasil akhir yang memiliki kesan bergerak. Gambar yang dihasilkan adalah kebalikan dari blurring, di mana objek yang bergerak akan terlihat jelas sedangkan objek yang diam akan terlihat blur. Kecepatan yang dibutuhkan bervariasi tergantung kecepatan gerak objek yang difoto. Misalnya kita ingin memotret balap mobil F1 yang bergerak dengan kecepatan 100km/jam, akan membutuhkan kecepatan rana 1/250s.
Jika ingin memotret becak yang melaju dengan kecepatan 15km/jam (misalnya), dibutuhkan kecepatan rana 1/30s atau mungkin 1/15s.

 

Panning adalah cara lain untuk memberikan kesan gerak pada foto. Ketika melakukan panning, Anda mengikuti subjek selama eksposure. Jika terlaksana dengan baik, hasilnya menjadikan subjek menjadi relatif lebih tajam dibandingkan dengan backgroundnya yang hampir sepenuhnya blur. Jarang dihasilkan subjek yang sepenuhnya tajam. Namun, beberapa bagian subjek yang mengalami blur justru memperkuat kesan gerak dari foto.
Pemotretan panning harus terencana. Ambillah subjek yang terpisah cukup baik dari background. Cobalah temukan background yang memiliki warna cerah atau berciri jelas yang akan menghasilkan pola menarik dari warna-warna yang diblur. Pada saat pemotretan, waktu yang tepat dan halusnya gerakan kamera merupakan faktor yang sangat penting. Awali mengikuti subjek sebelum melepas rana, lepaskan rana, lakukan terus hingga terdengar suara klik rana menutup kembali. Putar seluruh badan saat mengikuti gerakan subjek, jangan melakukan hanya dengan menggerakkan kepala dan bahu saja. Panning membutuhkan kemampuan praktek, terkadang fotografer profesional pun tidak selalu berhasil dalam setiap jepretannya. Panning menggunakan rana berkecepatan rendah, biasanya 1/15 atau 1/30. Penggunaan kecepatan rana lebih rendah membutuhkan tripod untuk mencegah timbulnya gerakan vertikal kamera yang tidak diinginkan. Untuk mencegah overexposure dengan kecepatan rana rendah pada cuaca terang, gunakan film berkecepatan rendah (ISO).

Zooming
Zooming merupakan teknik foto untuk memberikan kesan gerak dengan mengubah panjang fokus lensa pada saat eksposure. Perubahan panjang fokus hanya dapat dilakukan dengan lensa zoom. Untuk mendapatkan kesan gerak, Anda harus menggunakan kecepatan rana tidak lebih dari 1/30 detik. Pada saat pemotretan, dalam waktu bersamaan dengan proses eksposure, titik fokus lensa diubah dengan menarik lensa zoom ke dalam atau ke arah luar (untuk jenis zoom yang ditarik) atau dengan cara menggeser titik fokus lensa ke kiri atau ke kanan. Sebaiknya, gunakan tripod untuk menopang kamera pada saat pemotretan. Tempatkan subjek utama pada bagian tengah foto. Pada bagian ini, ketajaman gambar relatif lebih baik dari bagian lain.
 
Efek zooming terbaik akan diperoleh jika background memiliki kontras dan warna yang bervariasi. Besarnya efek zooming yang diperoleh tergantung pada berapa cepat gerakan tangan Anda mengubah fokus pada saat eksposure. Teknik ini dapat digunakan baik pada siang hari atau pada malam hari/kondisi pencahayaan kurang. Jika pemotretan dilakukan malam hari, anda dapat memakai waktu pencahayaan lama dan akan memperoleh efek lampu yang membentuk garis-garis panjang cahaya.

Bulb
Pada dasarnya, ketika shutter ditekan, maka jendela rana akan membuka dan sensor film akan merekam gambar. Teknik bulb adalah fotografi yang dilakukan dengan terus menekan shutter (menahan) dengan timing waktu yang sudah ditentukan.
Umumnya, teknik ini digunakan untuk memotret mobil bergerak di malam hari, sehingga yang dihasilkan hanyalah garis-garis lampu yang terbentuk dari mobil yang bergerak.
Ada beberapa teknik fotografi digital untuk malam hari dan pada cahaya rendah. Gunakan fitur built-in kamera digital anda untuk mengambil foto dramatis dalam kondisi gelap atau cahaya rendah. Sebelum memulai memotret pada malam hari atau pada saat cahaya rendah, berikut adalah beberapa hal yang paling penting untuk diingat:

 

  • Non-aktifkan flash
Membawa keluar detail yang menakjubkan dalam kondisi cahaya rendah dengan menggunakan long exposure (waktu yang dibutuhkan kamera untuk mengumpulkan cahaya) kemudian pilih Flash dari menu capture, lalu pilih Flash off. Tekan Menu / Ok.
  • Gunakan tripod
Eksposur panjang atau long exposure membutuhkan sebuah pegangan kokoh pada kamera untuk menghindari blur. Sebuah tripod sangat membantu. Jika tidak mempunyai atau tidak membawanya,anda dapat mencoba bersandar pada obyek yang kokoh seperti pohon, atau dinding.
  • Gunakan timer
Meskipun ketika kamera menggunakan tripod, saat jari menekan tombol shutter, ini dapat menyebabkan gerakan yang cukup untuk membuat kamera bergoyang dan menghasilkan gambar blur. Anda dapat menghindari menyentuh kamera sama sekali dengan menggunakan timer. Pilih Timer dari menu capture lalu tekan Menu / Ok. Saat ingin mengambil gambar, anda harus menyesuaikan pengaturan kamera. Kunci untuk mendapatkan gambar yang bagus saat malam atau pada cahaya rendah adalah dengan bukaan lebar, ISO rendah, dan shutter speed rendah.
  • Shutter Speed
Karena tidak menggunakan flash, shutter speed harus jauh lebih rendah untuk mendapatkan cahaya yang cukup. Pilih mode pemotretan baik Tv (shutter priority) atau M (Manual) pada kamera untuk menyesuaikan shutter speed. Shutter speed terendah pada kebanyakan kamera berkisar dari beberapa detik untuk pengaturan “bulb” (shutter tetap terbuka selama yang diinginkan). Beberapa kamera digital mempunyai fitur pemotretan modus malam. Ini secara otomatis menonaktifkan flash dan menggunakan waktu eksposur yang lama.
  • ISO
ISO pada kamera menentukan kepekaan terhadap cahaya. ISO yang lebih tinggi akan membuat kamera anda lebih sensitif terhadap cahaya, tetapi akan menambah grain lebih banyak atau noise pada foto. Jika kamera anda terdapat pengaturan ISO, aturlah pada angka rendah(sekitar 50,100 atau 200) untuk detail tajam dalam cahaya rendah. Pengaturan ini akan sedikit meningkatkan waktu exposure, tetapi akan menghasilkan foto yang jauh lebih baik.
  • Bukaan atau Aperture
Jika kamera anda memiliki settingan manual, anda dapat memperluas bukaan untuk memungkinkan banyaknya cahaya masuk melalui lensa kamera yang sangat penting saat malam hari atau ketika tidak ada banyak cahaya. Pilih mode pemotretan baik Av (Aperture Priority) atau M (Manual) pada kamera untuk menyesuaikan bukaan / aperture. Bukaan terlebar untuk kebanyakan lensa adalah F2.8.




0 comments:



Post a Comment